perbedaan zaman batu daan zaman logam

8:23 AM

Zaman batu dan zaman logam pada masa prasejarah

Pembabakan masa prasejarah Indonesia telah dimulai sejak tahun 1920-an oleh beberapa peneliti asing seperti P.V. van Stein Callenfels, A.N.J. Th. van der Hoop, dan H.R. van Heekem. Oleh para ahli, pembabakan masa prasejarah Indonesia didasarkan pada penemuan-penemuan alat-alat yang digunakan manusia prasejarah (teknologi) yang tinggal di kepulauan Nusantara.
Pada umumnya, alat-alat yang ditemukan terbuat dari batu dan logam. Oleh karena itu, para ahli arkeologi dan paleontologi membagi masa prasejarah Indonesia ke dalam:
a. zaman batu dan,
b. zaman logam

Pengetahuan tersebut diperoleh dari penggalian-penggalian benda purbakala (arkeologi )dan fosil manusia, binatang, tumbuhan (artefak), yang telah dilakukan para peneliti asing maupun domestik.
Setiap zaman batu dan logam memiliki ciri-ciri tersendiri. Misalnya pada zaman batu, sebagian besar alat yang diciptakan untuk menopang kegiatan hidup sehari-hari terbuat dari batu dengan bentuk yang diolah sekedarnya.
Manusia prasejarah menggunakan batu berbentuk kasar untuk memotong kayu, menghidupkan api atau untuk menangkap binatang buruan. Untuk sampai pada terciptanya alat dari batu yang lebih halus dan diasah, diperlukan waktu ribuan tahun. Karena itu, para ahli purbakala tersebut sepakat untuk membagi-bagi zaman batu ini ke dalam beberapa zaman berdasarkan kehalusan, bentuk, jenis, serta ukuran alat batu yang diciptakannya.
Pembagian zaman batu tersebut adalah sebagai berikut.
a. zaman batu tua (paleolitikurn)
b. zaman batu madya (mesolitikum)
c. zaman batu muda (neolitikurn)
d. zaman batu besar (megalitikum) yaitu zaman yang berlangsung antara zaman neolitikum dan zaman logam.
Setelah ribuan tahun menggunakan batu untuk menunjang kehidupannya, masyarakat prasejarah mulai beralih menggunakan logam untuk kepentingan yang sama.

Pada zaman logam sebagian besar alat terbuat dari logam. Alat-alat yang dibuatnya terdiri dari bermacam-macam ukuran, jenis, dan kehalusannya. Proses pembuatan alat-alat pada zaman logam relatif lebih cepat daripada zaman batu. Kecepatan perkembangan tersebut sesuai atau sejalan dengan kemampuan berpikir manusia pada saat itu. Manusia ternyata dapat belajar dari pengalamannya.
Dari pengalaman tersebut, manusia prasejarah menjadi tahu tentang pembuatan alat yang lebih baik daripada alat yang dibuat sebelumnya. Faktor daya pikir, usaha, kerja keras serta pengalaman berpengaruh terhadap terciptanya peradaban yang lebih baik.
Dalam pembabakan zaman prasejarah Indonesia, para ahli membagi zaman logam menjadi tiga zaman, yaitu
a. zaman tembaga,
b. zaman perunggu, dan
c. zaman besi.

Artikel Terkait

Previous
Next Post »