Hubungan
Manusia dengan Agama
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Agama memberikan penjelasan bahwa
manusia adalah mahluk yang memilki potensi untuk berahlak baik (takwa) atau
buruk (fujur) potensi fujur akan senantiasa eksis dalam diri manusia karena
terkait dengan aspek instink, naluriah, atau hawa nafsu, seperti naluri
makan/minum, seks, berkuasa dan rasa aman. Apabila potentsi takwa seseorang
lemah, karena tidak terkembangkan (melalui pendidikan), maka prilaku manusia
dalam hidupnya tidak akan berbeda dengan hewan karena didominasi oleh potensi
fujurnya yang bersifat instinktif atau implusif (seperti berjinah, membunuh,
mencuri, minum-minuman keras, atau menggunakan narkoba dan main judi).
Agar hawa nafsu itu terkendalikan
(dalam arti pemenuhannya sesuai dengan ajaran agama), maka potensi takwa itu
harus dikembangkan, yaitu melalui pendidikan agama dari sejak usia dini.
Apabila nilai-nilai agama telah terinternalisasi dalam diri seseorang maka dia
akan mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang bertakwa, yang salah satu
karakteristiknya adalah mampu mengendalikan diri (self contor) dari pemuasan
hawa nafsu yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
B. Rumusan
Masalah
Adapun permasalahan yang akan
dibahas dalam proses penyusunan makalah ini adalah “Hubungan Manusia Dengan
Agama”. Untuk memberikan kejelasan makna serta menghindari meluasnya
pembahasan, maka dalam makalah ini masalahnya dibatasi pada:
1. Pengertian Agama
2. Konsepsi Agama
3. Hubungan Agama Dan Manusia
4. Agama Sebagai Petunjuk Tata Sosial
C. Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah
adalah :
1. Dapat memberikan pengertian tentang
pentinganya korelasi agama dengan manusia.
2. Memberikan pemahaman kepada pembaca
terhadap agamadan manusia.
3. Makalah ini dapat dijadikan sebagai
referensi dalam pembuatan makalah berikutnya.
D.Tujuan
Pada dasarnya tujuan penulisan
makalah ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan
umum dalam penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pendidikan Agama.
Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah :
Adapun tujuan khusus dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian agama
2. Untuk mengetahui Konsepsi agama
3. Untuk mengetahui Hubungan agama dengan manusia
4. Untuk mengetahui bahwa agama adalah pedoman tata
sosial manusia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Agama
Agama menurut bahasa sangsakerta,
agama berarti tidak kacau (a = tidak gama = kacau) dengan kata lain, agama
merupakan tuntunan hidup yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan. Didunia
barat terdapat suatu istilah umum untuk pengertian agama ini, yaitu : religi,
religie, religion, yang berarti melakukan suatu perbuatan dengan penuh
penderitaan atau mati-matian, perbuatan ini berupa usaha atau sejenis
peribadatan yang dilakukan berulang-ulang. Istilah lain bagi agama ini yang
berasal dari bahasa arab, yaitu addiin yang berarti : hukum, perhitungan,
kerajaan, kekuasaan, tuntutan, keputusan, dan pembalasan.
Kesemuanya itu memberikan gambaran
bahwa “addiin” merupakan pengabdian dan penyerahan, mutlak dari seorang hamba
kepada Tuhan penciptanya dengan upacara dan tingkah laku tertentu, sebagai
manifestasi ketaatan tersebut (Moh. Syafaat, 1965). Dari sudut sosiologi, Emile
Durkheim (Ali Syari’ati, 1985 : 81) mengartikan agama sebagai suatu kumpulan
keayakinan warisan nenek moyang dan perasaan-perasaan pribadi, suatu peniruan
terhadap modus-modus, ritual-ritual, aturan-aturan, konvensi-konvensi dan
praktek-praktek secara sosial telah mantap selama genarasi demi generasi.
Sedangkan menurut M. Natsir agama merupakan suatu kepercayaan dan cara hidup
yang mengandung faktor-faktor antara lain :
a. Percaya
kepada Tuhan sebagai sumber dari segala hukum dan nilai-nilai hidup.
b. Percaya
kepada wahyu Tuhan yang disampaikan kepada rosulnya.
c. Percaya
dengan adanya hubungan antara Tuhan dengan manusia.
d. Percaya
dengan hubungan ini dapat mempengaruhi hidupnya sehari-hari.
e. Percaya
bahwa dengan matinya seseorang, hidup rohnya tidak berakhir.
f. Percaya
dengan ibadat sebagai cara mengadakan hubungan dengan Tuhan.
g. Percaya
kepada keridhoan Tuhan sebagai tujuan hidup di dunia ini.
Agama/ad-Din menurut Islam. Agama
atau bahasa arabnya ad-Din berasal dari asal kata da ya na. Dalam kamus arab
traditioanal ia memberikan banyak arti, dari berbagai makna dayana ada 4
pengertian yang mempunyai hubung kait dengan agama menurut persepsi Islam:
1. Dain/ qardh
bermakna hutang. Dalam hal ini ia berkaitan rapat dengan kewujudan manusia yang
merupakan suatu hutang yang perlu dibayar(lihat surah al-Baqarah:245), manusia
yang berasal dari tiada kemudian dicipta dan dihidupkan lalu diberi berbagai
nikmat yang tak terhingga (wain tauddu). Sebagai peminjam kita sebenarnya tidak
memiliki apa-apa, akan tetapi Pemilik sebenar adalah Allah S.W.T manusia
hanyalah diamanahkan untuk dipergunakan dalam ibadah. Oleh kerana tidak
memiliki apa-apa, manusia tidak dapat membayar hutangnya maka satu-satunya
jalan untuk membalas budi adalah dengan beribadah, dan menjadi hamba Allah yang
mana adalah tujuan daripada penciptaan manusia(al-Dhariyat:56).
2. Maddana juga
berasal dari kata dana, dari kata ini lahirlah istilah madinah dan madani,
maddana yang bermakna membangun dan bertamaddun, oleh itu madinah dan madani
hanya boleh digunakan untuk masyarakat yang beragama dan bukan sekular. Dari
pengertian ini juga kita lihat ianya berhubung kait dengan konsep khilafah dimana
manusia telah diamanahkan oleh Allah sebagai khalifahNya di muka bumi untuk
memakmurkan bumi dan membangun tamadun yang sesuai dengan keinginan
Allah(al-Qasas:5, al-Nur:55).
3. Perkataan
dana juga mempunyai arti kerajaan (judicious power). Konsep ini sangat
berkaitan dengan tauhid uluhiyyah yang merupakan perkara paling penting dalam
aqidah Muslim. Seseorang itu tidak diterima imannya dengan hanya percaya kepada
Allah sebagai Rabb akan tetapi ia hendaklah iman kepada Allah sebagai Ilah. Ini
bermakna Allah adalah satu-satunya tuhan yang disembah, ditaati, dialah
penguasa dan Raja. Tauhid uluhiyyah ini yang membezakan musyrikin dengan
mu’minin. Dari sinilah lahirnya Istilah al-hakimiyyah dimana seoarang muslim
harus menerima Syari’at Allah dan tidak boleh tunduk kepada undang-undang
buatan manusia. Kerana Allah Yang maha bijaksana dan maha mengetahui telah
menetapkan hukum syari’ah yang sesuai untuk manusia untuk ditegakkan dan
dipatuhi(Yusuf:40,al-Nisa’:65).
4. Pengertian
yang lain ialah kecendrungan (inclination). Sudah menjadi fitrah manusia
diciptakan mempunyai kecendrungan untuk percaya kepada perkara yang
supernatural, percaya adanya tuhan yang mengatur alam semesta dan kuasa ghaib
disebalik apa yang dicerna oleh indera manusia. Inilah yang dinamakan dienul
fitrah (al-Zukhruf:9, al-Rum:30) Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah
manusia dan seorang bayi itu lahir sebagai seorang Muslim.
Dari beberapa definisi / maksud
ad-Din menurut Islam seperti yang telah diterangkan diatas, maka jelaslah agama
menurut sudut pandangan Islam sangat berbeza dengan persepsi Barat, agama dalam
Islam adalah cara hidup, cara berfikir, berideologi, dan bertindak. Agama
meliputi sistem-sistem politik, ekonomi, sosial, undang-undang dan
ketata-negaraan. Agama berperan dalam membentuk pribadi insan kamil disamping
juga membentuk masyarakat yang ideal, agama menitik beratkan pembentukan moral
dan spiritual sesebuah masyarakat tetapi tidak lupa juga membangun tamadun dan
membina empayar yang kukuh dan berwibawa dimata dunia. Inilah yang dinamakan
agama menurut Islam, jadi apa yang dianggap agama oleh barat adalah bukan
agama(tidak lengkap) menurut Islam, ataupun Islam bukan hanya sekadar agama
dalam pengertian Barat yang sempit.
Islam berasal dari kata as la ma
yang dari segi bahasa bermakna berserah diri. Ini tidak berarti setiap orang
yang berserah diri dan percaya adanya tuhan termasuk dalam Islam, oleh kerana
berserah diri sahaja tidak cukup untuk masuk Islam. Al-Qur’an menerangkan bahwa
ada dua jenis berserah diri/tunduk (ali Imran:83): (a). seluruh ciptaan Allah
tunduk kepada hukum Allah dengan terpaksa. (b) Ada juga yang berserah diri
dengan keinginan sendiri (tau’an) mereka adalah orang mukmin(al-An’am:162,163).
Agama selain islam tidak diterima oleh Allah (Ali Imran:19,85)
Keislaman seseorang itu bergantung
kepada kefahamannya terhadap kalimah Lailaha illallah Muhammadarrasulullah,
Lailaha illallah merumuskan konsep tauhid uluhiyyah yang mana orang musyrikin
terkeluar daripada Islam, demikian juga orang yang menuhankan hawa nafsu dan
tidak mahu tunduk kepada hukum Allah. Adapun dengan kalimah
Muhammadarrasulullah terkeluarlah orang-orang yang tidak mengakui Muhammad
sebagai nabi dan Rasul, tunduk dan Iman kepada Allah tidak diterima apabila
mengingkari Nabi . Sunnah yang dibawanya adalah wajib dipegang , ibadah seorang
Muslim tidak diterima apabila sesuatu itu tidak disyari’atkan dan
disunnahkan. Sementara agama islam dapat
diartikan sebagai wahyu Allah yang diturunkan melalui para Rosul-Nya sebagai
pedoman hidup manusia di dunia yang berisi Peraturan perintah dan larangan agar
manusia memperoleh kebahagaian di dunia ini dan di akhirat kelak. Agama Islam
adalah agama yang sebenar dan akan kekal menjadi agama yang sebenar-benarnya.
B. Konsepsi
Agama
Dalam Al-Qur’an Surat Al-Bakoroh
208, Allah berfirman :
يايها الدين امنواادخلوا فى السلم كافة ولاتتبعوا خطوت الشيطن انه لكم عد ومبين
يايها الدين امنواادخلوا فى السلم كافة ولاتتبعوا خطوت الشيطن انه لكم عد ومبين
Artinya : Hai orang-orang yang beriman masuklah kamu
kedalam islam secara utuh, keseluruhan (jangan sebagian-sebagaian) dan jangan
kamu mengikuti langkah setan, sesunggungnya setan itu musuh yang nyata bagimu.
Kekaffahan beragama itu telah di contohkan oleh Rosulullah sebagai uswah
hasanah bagi umat islam dalam berbagai aktifitas kehidupannya, dari mulai
masalah-masalah sederhana (seperti adab masuk WC) samapi kepada masalah-masalah
komplek (mengurus Negara).
Beliau telah menampilkan wujud islam
itu dalam sikap dan prilakunya dimanapun dan kapanpun beliu adalah orang yang
paling utama dan sempurna dalam mengamalkan ibadah mahdlah (habluminallah) dan
ghair mahdlah (hablumminanas). Meskipun beliau sudah mendapat jaminan maghfiroh
(ampunan dari dosa-dosa) dan masuk surga, tetapi justru beliau semakin
meningkatkan amal ibadahnya yang wajib dan sunah seperti shalat tahajud,
zdikir, dan beristigfar. Begitupun dalam berinteraksi sosial dengan sesama
manusia beliu menampilkan sosok pribadi yang sangat agung dan mulia.
Kita sebagai umat islam belum
semuanya beruswah kepada Rasulullah secara sungguh-sungguh, karena mungkin
kekurang pahaman kita akan nilai-nilai islam atau karena sudah terkontaminasi
oleh nilai, pendapat, atau idiologi lain yang bersebrangan dengan nilai-nilai
islam itu sendiri yang di contohkan oleh Rasulullah SAW. Diantara umat islam
masih banyak yang menampilkan sikap dan prilakunya yang tidak selaras, sesuai
dengan nila-nilai islam sebagai agama yang dianutnya. Dalam kehidupan
sehari-hari sering ditemukan kejadian atau peristiwa baik yang kita lihat
sendiri atau melalui media masa mengenai contoh-contoh ketidak konsistenan
(tidak istikomah) orang islam dalam mempedomani islam sebagai agamanya.
C. Hubungan
Agama Dan Manusia
Kondisi umat islam dewasa ini
semakin diperparah dengan merebaknya fenomena kehidupan yang dapat
menumbuhkembangkan sikap dan prilaku yang a moral atau degradasi nilai-nilai
keimanannya. Fenomena yang cukup berpengaruh itu adalah :
1. Tayangan media televisi tentang
cerita yang bersifat tahayul atau kemusrikan, dan film-film yang berbau porno.
2. Majalah atau tabloid yang covernya
menampilkan para model yang mengubar aurat.
3. Krisis ketauladanan dari para
pemimpin, karena tidak sedikit dari mereka itu justru berprilaku yang
menyimpang dari nilai-nilai agama.
4. Krisis silaturahmi antara umat
islam, mereka masih cenderung mengedepankan kepentingan kelompoknya (partai
atau organisasi) masing-masing.
Sosok pribadi orang islam seperti di
atas sudah barang tentu tidak menguntungkan bagi umat itu sendiri, terutama
bagi kemulaian agama islam sebagai agama yang mulia dan tidak ada yang lebih
mulia di atasnya. Kondisi umat islam seperti inilah yang akan menghambat
kenajuan umat islam dan bahkan dapat memporakporandakan ikatan ukuwah umat
islam itu sendiri. Agar umat islam bisa bangkit menjadi umat yang mampu
menwujudkan misi “Rahmatan lil’alamin” maka seyogyanya mereka memiliki
pemahaman secara utuh (Khafah) tentang islam itu sendiri umat islam tidak hanya
memiliki kekuatan dalam bidang imtaq (iman dan takwa) tetapi juga dalam bidang
iptek (ilmu dan teknologi).
Mereka diharapkan mampu
mengintegrasikan antara pengamalan ibadah ritual dengan makna esensial ibadah
itu sendiri yang dimanifestasikan dalam kehidupan sehari-hari, seperti :
pengendalian diri, sabar, amanah, jujur, sikap altruis, sikap toleran dan
saling menghormatai tidak suka menyakiti atau menghujat orang lain. Dapat juga
dikatakan bahwa umat islam harus mampu menyatu padukan antara mila-nilai ibadah
mahdlah (hablumminalaah) dengan ibadag ghair mahdlah (hamlumminanas) dalam
rangka membangun “Baldatun thaibatun warabun ghafur” Negara yang subur makmur
dan penuh pengampunan Allah SWT.
Agama sangat penting dalam kehidupan
manusia antara lain karena agama merupakan : a. sumber moral, b. petunjuk
kebenaran, c. sumber informasi tentang masalah metafisika, dan d. bimbingan
rohani bagi manusia, baik di kala suka maupun duka.
a. Agama Sumber moral
Dapat disimpulkan, bahwa pentingnya agama dalam
kehidupan disebabkan oleh sangat diperlukannya moral oleh manusia, padahal
moral bersumber dari agama. Agama menjadi sumber moral, karena agama
mengajarkan iman kepada Tuhan dan kehidupan akhirat, serta karena adanya
perintah dan larangan dalam agama.
b. Agama Petunjuk Kebenaran
Sekarang bagaimana manusia mesti mencapai kebenaran?
Sebagai jawaban atas pertanyaan ini Allah SWT telah mengutus para Nabi dan
Rasul di berbagai masa dan tempat, sejak Nabi pertama yaitu Adam sampai dengan
Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW. Para nabi dan Rasul ini diberi wahyu
atau agama untuk disampaikan kepada manusia. Wahyu atau agama inilah agama
Islam, dan ini pula sesungguhnya kebenaran yang dicari-cari oleh manusia sejak
dulu kala, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal. Dapat disimpulkan, bahwa
agama sangat penting dalam kehidupan karena kebenaran yang gagal
dicari-carioleh manusia sejak dulu kala dengan ilmu dan filsafatnya, ternyata
apa yang dicarinya itu terdapat dalam agama. Agama adalah petunjuk kebenaran.
Bahkan agama itulah kebenaran, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal.
c. Agama Sumber Informasi Metafisika
Sesungguhnya persoalan metafisika sudah masuk wilayah
agama tau iman, dan hanya Allah saja yang mengetahuinya. Dan Allah Yang Maha
Mengetahui perkara yang gaib ini dalam batas-batas yang dianggap perlu telah
menerangkan perkara yang gaib tersebut melalui wahyu atau agama-Nya. Dengan
demikian agama adalah sumber infromasi tentang metafisika, dan karena itu pula
hanya dengan agama manusia dapat mengetahui persoalan metafisika. Dengan
agamalah dapat diketahui hal-hal yang berkaitan dengan alam barzah, alam
akhirat, surga dan neraka, Tuhan dan sifat-sifat-Nya, dan hal-hal gaib lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa agama sangat penting bagi manusia (dan karena itu
sangat dibutuhkan), karena manusia dengan akal, dengan ilmu atau filsafatnya
tidak sanggup menyingkap rahasia metafisika. Hal itu hanya dapat diketahui
dengan agama, sebab agama adalah sumber informasi tentang metafisika.
d. Agama pembimbing rohani bagi manusia
Dengan sabdanya ini Nabi mengajarkan, hendaknya orang
beriman bersyukur kepada Allah pada waktu memperoleh sesuatu yang
menggembirakan dan tabah atau sabar pada waktu ditimpa sesuatu yang
menyedihkan. Bersyukur di kala sukadan sabar di kala duka inilah sikap mental
yang hendaknya selalu dimiliki oleh orang beriman. Dengan begitu hidup orang
beriman selalu stabil, tidak ada goncangan-goncangan, bahkan tenteram dan bahagia,
inilah hal yang menakjubkan dari orang beriman seperti yang dikatakan oleh
Nabi. Keadaan hidup seluruhnya serba baik.Bagaiman tidak serba baik, kalau di
kala suka orang beriman itu bersyukur, padahal “ Jika engkau bersyukur akan Aku
tambahi” , kata Allah sendiri berjanji (Ibrahim ayat 7). Sebaliknya, orang
beriman tabah atau sabar di kala duka, padahal dengan tabah di kala duka ia
memperoleh berbagai keutamaan, seperti pengampunan dari dosa-dosanya(H.R
Bukhari dan Muslim), atau bahkan mendapat surga (H.R Bukhari), dan sebagainya.
Bahkan ada pula keuntungan lain sebagai akibat dari kepatuhan menjalankan
agama, seperti yang dikatakan oleh seorang psikiater, Dr. A.A. Brill, “Setiap
orang yang betul-betul menjalankan agama, tidak bisa terkena penyakit syaraf.
Yaitu penyakit karena gelisah rsau yang terus-menerus.
D. Agama
Sebagai Petunjuk Tata Sosial
Rosulullah SAW bersabda : “Innamaa
bu’itstu liutammima akhlaaq” Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan
akhlak. Yang bertanggung jawab terhadap pendidikan akhlak adalah orang tua,
guru, ustad, kiai, dan para pemimpin masyarakat. Pendidikan akhlak ini sangat penting karena
menyangkut sikap dan prilaku yang musti di tampilkan oleh seorang muslim dalam
kehidupan sehari-hari baik personal maupun sosial (keluarga, sekolah, kantor,
dan masyarakat yang lebih luas). Akhlak yang terpuji sangat penting dimiliki
oleh setiap muslim (masyarakat sebab maju mumdurnya suatu bangsa atau Negara
amat tergantung kepada akhlak tersebut. Untuk mencapai maksud tersebut maka perlu
adanya kerja sama yang sinerji dari berbagai pihak dalam menumbuhkembangkan
akhlak mulya dan menghancur leburkan faktor-faktor penyebab maraknya akhlak
yang buruk.
Kami di sini tidak mampu
mengisyaratkan berbagai pemikiran klasik. Tetapi, kami akan menerangkan hal-hal
yang berhubungan dengan pemikiran klasik menurut pendapat kami. Pada masa
datangnya budaya Islam, turunnya kitab-kitab suci dan diutusnya para Rasul yang
mengantarkan manusia menuju jalan kesempurnaan. Hal ini sangatlah jelas, bahwa
agama adalah petunjuk Tuhan Yang Penyayang dan Pemberi Hidayat kepada manusia
hingga menyampaikan manusia pada kesempurnaan yang diinginkan. Tujuan agama
adalah memberikan petunjuk pada manusia, sehingga dengan kekuatan petunjuk
agama akan menyampaikannya menuju ke-haribaan Ilahi. Jika demikian, maka agama
adalah perantara dalam membantu tugas manusia untuk merealisasikan tujuan
mulianya. Dengan dasar ini, tidaklah mungkin digambarkan bahwa bagaimana
mungkin ketika agama muncul manusia menjadikan tebusan dan pengorbanan pada
dirinya. Jika seandainya manusia tidak berpegang pada prinsip agama, tidak
menjadikan kesempurnaan kekuatan ruh agama. Maka tidak akan menyampaikannya ke
tujuan agama. Jika manusia tanpa memperdulikan petunjuk agama dan agama hanya
sebagai identitas lahirnya akan menjerumuskannya ke jurang kehancuran, dan yang
pantas di sebut atheis.
Dalam pandangan Islam yang murni,
agama sebagai jalan kebenaran dan keselamatan. Agama sebagai jalan menyampaikan
pada tujuan dan kesempurnaan realitas wujud yang paling tinggi. Agama sebagai
rantai dan penyambung antara Alam Malaikat dan Alam Malakut. Agama datang,
hingga menjadikan manusia yang berasal dari kedalaman tanah menuju ke
singgasana langit. Agama sebagai pengobat rasa takut kita. Agama sebagai
pelindung terhadap berbagai kesulitan yang mendasar dari alam natural. Agama
adalah bagian penting dari kehidupan manusia. Agama yang merubah ketakutan akan
mati pada manusia menjadikannya sebagai sebuah harapan kehidupan yang abadi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agama menurut bahasa sangsakerta, agama berarti tidak
kacau (a = tidak gama = kacau) dengan kata lain, agama merupakan tuntunan hidup
yang dapat membebaskan manusia dari kekacauan. Kita sebagai umat islam belum
semuanya beruswah kepada Rasulullah secara sungguh-sungguh, karena mungkin
kekurang pahaman kita akan nilai-nilai islam atau karena sudah terkontaminasi
oleh nilai, pendapat, atau idiologi lain yang bersebrangan dengan nilai-nilai
islam itu sendiri yang di contohkan oleh Rasulullah SAW. Agar umat islam bisa
bangkit menjadi umat yang mampu menwujudkan misi “Rahmatan lil’alamin” maka
seyogyanya mereka memiliki pemahaman secara utuh (Khafah) tentang islam itu
sendiri umat islam tidak hanya memiliki kekuatan dalam bidang imtaq (iman dan
takwa) tetapi juga dalam bidang iptek (ilmu dan teknologi). Pendidikan akhlak
ini sangat penting karena menyangkut sikap dan prilaku yang musti di tampilkan
oleh seorang muslim dalam kehidupan sehari-hari baik personal maupun sosial
(keluarga, sekolah, kantor, dan masyarakat yang lebih luas). Akhlak yang
terpuji sangat penting dimiliki oleh setiap muslim (masyarakat sebab maju
mumdurnya suatu bangsa atau Negara amat tergantung kepada akhlak tersebut
EmoticonEmoticon